Pojok Kabar

Aktual Terupdate

News

Raya, Balita Sukabumi Meninggal Akibat Cacing Parah yang Menyebar ke Paru-paru dan Otak



– Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) R. Syamsudin, Kota Sukabumi, Jawa Barat, mengungkap kondisi memilukan yang dialami Raya, balita berusia 3 tahun asal Kampung Padangenyang, Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi.

Balita malang itu mengembuskan napas terakhir setelah tubuhnya dipenuhi cacing gelang atau ascaris lumbricoides.

Infeksi parah yang dideritanya menimbulkan komplikasi serius hingga akhirnya merenggut nyawanya.

Meski infeksi cacing tergolong umum pada anak-anak, pihak medis menyebut kasus Raya termasuk salah satu yang paling parah.

Desa tempat tinggal Raya berjarak sekitar 50 kilometer dari pusat pemerintahan Kabupaten Sukabumi di Kota Pelabuhanratu.

Sehari-hari, Raya dirawat oleh neneknya. Sang ibu diketahui mengalami gangguan jiwa (ODGJ), sedangkan ayahnya menderita penyakit tuberkulosis (TBC).

Kondisi keluarga yang rentan ini membuat Raya tumbuh dalam keterbatasan perawatan.

Tuberkulosis yang diderita ayahnya adalah penyakit menular yang umumnya menyerang paru-paru, namun bisa menyebar ke organ lain seperti otak, tulang, dan kelenjar getah bening.

Situasi keluarga yang diliputi penyakit dan keterbatasan membuat Raya semakin tak berdaya menghadapi serangan cacing di tubuh mungilnya.

Tragedi ini menjadi potret getir persoalan kesehatan anak di pedesaan, terutama terkait sanitasi, gizi, serta akses layanan kesehatan yang belum merata.

Raya pergi terlalu cepat, meninggalkan duka mendalam sekaligus peringatan keras bagi semua pihak agar kasus serupa tidak terulang.

Sebab, keterlambatan penanganan dan penyebaran parasit yang sudah meluas ke organ vital.

Ketua Tim Penanganan RSUD R Syamsudin, Dokter Irfan Nugraha mengatakan, infeksi cacing pada anak-anak umum terjadi.

Namun, kebanyakan kasus masih bisa ditangani jika terdeteksi lebih awal.

“Sebenarnya infeksi cacing itu relatif sering pada pasien anak. Tapi tidak sampai separah ini,” kata Irfan, Rabu (20/8/2025), dilansir TribunJabar.id.

Akan tetapi, pada kasus Raya, tingkat keparahan dan jumlah cacing yang ditemukan sudah sangat banyak.

“Kalau cacing sudah muncul saat buang air besar, biasanya sudah bisa ketahuan. Tapi dalam kasus Raya, cacingnya sudah besar-besar dan jumlahnya sangat banyak,” ungkapnya.

Cacing gelang berkembang biak di lingkungan tanah.

Telur cacing bisa masuk ke tubuh melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi atau secara tidak sengaja tertelan saat tangan yang kotor masuk ke mulut.

Dalam kasus Raya, bocah itu diketahui tinggal di rumah panggung yang langsung berdiri di atas tanah tanpa lapisan semen atau aspal.

Raya pun terbiasa bermain di kolong rumah bersama ayam dan kotoran. Hal ini diduga menjadi pemicu bocah itu mengalami cacingan.

Saat anak bermain di tanah tanpa perlindungan, seperti alas kaki atau mencuci tangan setelahnya, potensi infeksi cacing sangat tinggi.

“Kalau melihat faktor lingkungannya, sangat mungkin dia tertular dari tanah. Bisa saja saat bermain, tangan menyentuh tanah yang mengandung telur cacing, lalu masuk ke mulut,” beber Irfan.

Setelah telur cacing masuk ke tubuh, butuh waktu sekitar 2-3 minggu untuk menetas di dalam usus.

Namun, sebelum menjadi dewasa, telur akan melalui fase larva. Di fase ini, cacing dapat menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah, termasuk ke paru-paru, ginjal, hingga otak.

Irfan melanjutkan, kondisi yang dialami Raya sudah cukup parah lantaran infeksi sudah menyebar ke paru-paru dan otak.

“Dalam kasus ini, infeksi sudah menyebar ke paru-paru dan otak. Cacing ditemukan keluar dari hidung, artinya dia sudah mencapai saluran napas atau pencernaan bagian atas,” tandasnya.

Lebih lagi, cacing di dalam tubuh bocah itu sudah tak terhitung jumlahnya.

“Sudah sangat terlambat saat sampai ke rumah sakit. Jumlah cacing dalam saluran pencernaannya sangat banyak,” sambungnya.

Irfan menambahkan, Raya masuk RSUD R Syamsudin pada 13 Juli 2025 sekira pukul 20.00 WIB.

Raya menjalani perawatan intensif selama sembilan hari hingga akhirnya mengembuskan napas terakhir pada 22 Juli 2025.

Apa Itu Askariasis?

Askariasis atau penyakit cacing gelang merupakan salah satu infeksi parasit paling umum di dunia.

Penyakit ini ditularkan melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi telur cacing dari kotoran manusia.

Setelah masuk ke tubuh, telur menetas di usus dan larva cacing menyebar melalui aliran darah.

Jika tidak segera ditangani, cacing bisa bermigrasi ke organ vital dan menimbulkan komplikasi serius.


Gejala Infeksi Cacing Gelang

Banyak penderita askariasis tidak menunjukkan gejala, tetapi infeksi berat bisa menimbulkan keluhan serius. Gejala bervariasi sesuai fase penyakit:

• Fase awal (larva): batuk, napas pendek, demam, mirip asma atau pneumonia.

• Fase lanjut (cacing dewasa): sakit perut, mual, muntah, diare, penurunan berat badan. Pada kasus parah, cacing bisa menyumbat usus hingga menimbulkan obstruksi.


Komplikasi paling berbahaya termasuk:

• Penyumbatan usus akibat cacing menggumpal.

• Gangguan pada saluran empedu dan pankreas.

• Penyebaran ke paru-paru, saluran napas, hingga otak, seperti yang dialami Raya.

Artikel ini telah tayang di
Tribunnews.com



Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul RSUD Syamsudin Jelaskan Kondisi Raya, Bocah yang Meninggal dengan Tubuh Penuh Cacing di Sukabumi



Ikuti Saluran
WhatsApp Tribun Manado
dan

Google News Tribun Manado

untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.



Baca berita lainnya di:
Google News



WhatsApp Tribun Manado:
Klik di Sini

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *