Laporan Wartawan Tribun Jabar, Nappisah
, BANDUNG –
Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) melalui Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati mengalami penurunan signifikan pada Mei 2025.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), hanya 257 kunjungan tercatat turun 23,05 persen dibandingkan April.
Meski begitu, Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati optimistis dan tengah menyiapkan negosiasi pembukaan rute internasional baru ke Malaysia.
Senior Executive Vice President PT BIJB, Ronald H Sinaga, mengatakan, BIJB saat ini tengah melakukan negosiasi dengan sejumlah maskapai, termasuk Malaysia Airlines dan AirAsia, agar kembali membuka rute internasional dari Kertajati.
“Kita sedang bernegosiasi agar mereka terbang kembali. Sebenarnya mereka bukan tidak mau, tapi sekarang ini masalahnya di ketersediaan pesawat,” ujarnya, saat berbincang dengan awak media, Rabu (9/7/2025) petang.
Ronald menjelaskan bahwa banyak maskapai mengalami keterbatasan armada pasca-pandemi.
Salah satu penyebabnya adalah antrean panjang untuk perawatan berkala (regular maintenance) pesawat yang tertunda saat pandemi COVID-19.
“Kalau tidak salah populasi pesawat komersial itu sekarang tinggal 65 persen dari sebelum COVID. Dan dari jumlah itu, hanya 64 persen yang benar-benar terbang. Sisanya masuk bengkel, antre MRO (maintenance, repair, overhaul).”
“Kita ini kelebihan penumpang, kekurangan pesawat. Jadi jangan heran tiket mahal, karena supply-nya memang sedikit,” jelasnya.
Ronald menepis anggapan bahwa BIJB Kertajati terbengkalai.
Ia menegaskan, fasilitas bandara dalam kondisi prima dan mampu menampung hingga 5,6 juta penumpang per tahun.
Terminalnya seluas 90.000 meter persegi berdiri di atas lahan 9 hektare, sementara keseluruhan kawasan telah dikuasai 1.040 hektare dari target 1.800 hektare.
“Runway kita panjangnya 3.000 meter dan lebar 60 meter. Airbus A380 saja bisa mendarat di sini. Bahkan Antonov, pesawat terbesar ketiga di dunia, pernah landing di sini,” ujarnya.
Ia menjelaskan, perawatan bandara sangat ketat dan kompleks. Dari CCTV perimeter yang wajib aktif hingga kesiapan mobil pemadam kebakaran dan standar keamanan internasional.
“Cuma karena CCTV mati saja, rating bandara bisa turun. Kalau turun, pesawat besar bisa dilarang landing. Jadi ini industri yang sangat disiplin dan tidak bisa asal-asalan,” katanya.
Saat ini, satu-satunya penerbangan reguler internasional dari Kertajati adalah rute ke Singapura yang dilayani Scoot Airlines.
Namun, Ronald mengakui, penerbangan Scoot sebelumnya pernah gagal karena jadwal tidak ideal.
“Dulu Scoot dikasih slot jam 06.30 pagi. Artinya dari Singapura jam 04.00 subuh sudah harus di bandara. Siapa yang mau? Tapi sekarang kita nego, dorong ke 07.30. Mereka sudah oke.”
Selain Scoot, Ronald mengatakan pihaknya juga sedang menjajaki kembali rute ke Malaysia sebagai langkah strategis berikutnya.
“Malaysia adalah pasar logis. Dulu pernah jalan, sekarang kita usahakan hidupkan lagi. Kita sedang negosiasi aktif,” ucapnya.
Di sisi domestik, BIJB sempat melayani rute ke Denpasar dan Balikpapan melalui maskapai Super Air Jet.
Namun, lantaran rendahnya jumlah penumpang, penerbangan-penerbangan itu tidak berumur panjang.
“Waktu kita buka rute domestik, pesawat sudah siap. Tapi penumpangnya kurang. Siapa yang mau tanggung rugi? Maskapai? Enggak ada yang mau,” katanya.
Isu tentang BIJB mangkrak sempat ramai di media sosial. Namun menurut Ronald, anggapan itu keliru.
Bandara tidak bisa dinilai dari banyak-tidaknya penerbangan semata. Ia menekankan pentingnya membangun ekosistem rute, maskapai, dan penumpang secara simultan.
“Kalau mangkrak itu tidak ada yang beroperasi sama sekali. Sekarang kita sudah ada penerbangan, kita rawat infrastrukturnya, kita jaga semua SOP-nya. Artinya, ini bukan soal bangunan mati, tapi soal momentum,” katanya.
Ronald menyebut nilai potensi inventasi hingga potensi pertumbuhan ekonomi di sekitae Kertajati akan tetap tumbuh.
Ia mencontohkan saat pembebasan lahan dulu, harga tanah hanya Rp 50.000 per meter persegi. Sekarang, harga di sekitar bandara melonjak jadi Rp 2,5 juta.
“Yang untung siapa? Masyarakat pemilik tanah. Padahal kita bangun ini bukan buat bisnis pribadi. Ini investasi jangka panjang untuk daerah,” ucapnya.
Pihaknya optimistis bahwa Bandara Kertajati akan tumbuh menjadi simpul penting penerbangan internasional, khususnya untuk wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah bagian barat, dan sekitarnya.
Apalagi, kata dia, dengan prospek penerbangan umrah yang mulai digarap serius, rute-rute internasional akan segera kembali aktif.
“Kita punya infrastruktur. Tinggal maskapai dan pasar yang kita bangun bersama. Ini bukan mangkrak, ini sedang menuju masa bangkit,” kata Ronald.