Pojok Kabar

Aktual Terupdate

News

Nasib Eko Maryanto Diteror Usai Protes Suara Horeg, Kades: Jika Terganggu Kami Bantu Pindah



Warga mendapatkan teror setelah protes sound horeg. Warga asal Kabupaten Kediri Jawa Timur ini juga sudah curhat di radio.

Sejumlah warga yang protes sempat menjalani mediasi di kantor kecamatan.

Mediasi itu dilakukan untuk menyelesaikan konflik terkait gelaran sound horeg dalam acara Kepung Carnival.

Sound horeg merupakan bagian dari pawai budaya bertajuk Kepung Carnival yang digelar pada 26 Juli 2025 di Desa Kepung.

Namun, acara itu memicu ketegangan di masyarakat setelah adanya keluhan dari salah satu warga, Eko Maryanto, yang merasa dirugikan.

Kapolsek Kepung Ajun Komisaris Polisi (AKP) Bambang Suprijanto mengatakan, mediasi mempertemukan semua pihak yang terlibat, yaitu Eko Maryanto sebagai pengeluh, panitia Kepung Carnival, dan perangkat Desa Kepung.

“Semua hadir dan akhirnya bersepakat menjalin perdamaian,” ujar AKP Bambang Suprijanto kepada Kompas.com, Sabtu (2/8/2025).

Kapolsek menyebut, konflik ini dipicu oleh miskomunikasi dan kurangnya saluran komunikasi antarpihak. Namun kini situasinya telah mencair.

“Semua sudah menyadari dan saling memaafkan,” lanjutnya.

Ia menambahkan, mediasi sengaja digelar untuk meredam ketegangan dan mencegah potensi konflik lanjutan di masyarakat, apalagi situasi sempat memanas di media sosial.


Curhatan di Radio dan Teror Sound Horeg

Awal mula konflik mencuat setelah Eko Maryanto menyampaikan keluhannya melalui siaran radio lokal Andika FM pada 29 Juli 2025.

Dalam siaran tersebut, ia mengaku mengalami teror usai menyuarakan penolakan terhadap sound horeg di desanya.

“Ibu syok berat, bapak juga ketakutan,” ujar Eko dalam siaran radio yang videonya diunggah di di akun Facebook AG243 milik Radio Andika FM.

Ia menyebut suara sound horeg diputar sangat keras dan dalam durasi lama tepat di depan rumahnya saat pawai berlangsung.

Selain itu, fotonya disebarluaskan sebagai simbol penolak sound horeg, yang menambah tekanan terhadap dirinya dan keluarganya.

Curhatan itu menjadi viral dan memicu perdebatan tajam di media sosial antara kubu pro dan kontra sound horeg.


Klarifikasi Panitia dan Kepala Desa

Sebagai respons, pihak panitia Kepung Carnival bersama Kepala Desa Kepung Ida Arief, melakukan klarifikasi di radio yang sama pada Jumat (1/8/2025).

Mereka datang bersama puluhan warga.

Farid, perwakilan panitia, membantah tudingan adanya instruksi dari panitia untuk memutar suara keras di depan rumah Eko.

“Sebenarnya tidak ada yang seperti itu,” ujar Farid saat menjawab pertanyaan penyiar.

Namun, saat penyiar menyebut adanya video viral yang memperlihatkan sound horeg diputar tepat di depan rumah Eko, Farid menegaskan bahwa hal itu di luar tanggung jawab panitia.

“Itu sudah di luar kendali panitia,” katanya.

Sementara itu, Kepala Desa Kepung, Ida Arief, menekankan bahwa kegiatan tersebut merupakan inisiatif masyarakat dan tidak berlangsung setiap hari.

“Mungkin ya dua tahun sekali kita adakan kegiatan itu,” ujar Ida.

Ia juga menyatakan bahwa tidak ada laporan keberatan yang diterimanya selama kegiatan berlangsung.

Panitia, kata dia, bahkan sempat menawarkan solusi bagi warga yang merasa terganggu.

“Apabila mereka merasa terganggu, panitia siap memfasilitasi untuk mungkin memindahkan anggota keluarganya,” ujarnya.


Kepolisian Lakukan Patroli

Kapolsek AKP Bambang menyampaikan harapan agar dengan adanya kesepakatan damai, semua bentuk perseteruan bisa dihentikan.

Ia mengingatkan masyarakat untuk tidak melakukan tindakan anarkistis terhadap siapa pun, termasuk terhadap Eko Maryanto.

“Kami terus lakukan patroli rutin wilayah. Kami sudah mengimbau agar jangan sampai ada perbuatan pidana yang terjadi,” pungkasnya.


(*/)



Baca berita
TRIBUN MEDAN
lainnya di
Google News



Ikuti juga informasi lainnya di
Facebook
,
Instagram
dan
Twitter
dan
WA Channel



Berita viral lainnya di
Tribun Medan

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *