– Sosok hingga rekam jejak Johan Budi jadi sorotan setelah ia diangkat menjadi komisaris Transjakarta.
Mantan juru bicara (jubir) KPK itu memiliki karier yang cemerlang di bidang akademik, KPK maupun politik.
Terbaru, Johan Budi Sapto Pribowo telah menempati posisi baru sebagai komisaris Transjakarta.
Penunjukannya diketahui melalu unggahan media sosial PT Transjakarta.
“Selamat bertugas Bapak Johan Budi Sapto Pribowo sebagai Komisaris Transjakarta,” bunyi unggahan media sosial @pt_transjakarta.
Penunjukan Johan Budi sebagai Komisaris Transjakarta menarik perhatian publik bukan semata karena posisinya, tetapi karena latar belakang panjangnya di lembaga-lembaga negara strategis.
Berikut rekam jejaknya melansir dari
Kompas.com
.
-
Jurnalis Investigatif dan Dosen
Sebelum dikenal publik sebagai pejabat negara, Johan Budi memulai karier sebagai jurnalis.
Ia menjadi kolumnis di Harian Media Indonesia (1994–1999), lalu bekerja sebagai reporter dan editor di Majalah Forum Keadilan (1995–2000).
Tahun 2000, Johan bergabung dengan Majalah Tempo, menjabat di berbagai posisi strategis seperti Kepala Biro Jakarta dan Luar Negeri, editor desk Nasional, hingga Investigasi.
Di tengah kesibukannya, Johan juga sempat mengajar di Fakultas Komunikasi Massa Universitas Indonusa Esa Unggul pada 2004–2005.
2. Delapan Tahun di KPK: Dari Jubir hingga Plt Pimpinan
Karier Johan Budi memasuki babak baru ketika ia ditunjuk sebagai Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 2006.
Ia menjabat selama delapan tahun, menjadi wajah publik lembaga antirasuah di tengah naik-turunnya kepercayaan masyarakat terhadap penegakan hukum.
Tahun 2014, ia diangkat sebagai Deputi Pencegahan. Setahun kemudian, Johan dipercaya menjadi Pelaksana Tugas (Plt) Pimpinan KPK bersama Taufiequrachman Ruki dan Indriyanto Seno Adji.
Tak jarang ia menghadapi ancaman atas perannya.
“Roda mobil saya pernah dikendurin, terus ditabrak dari samping,” ungkapnya.
3. Staf Khusus Presiden: Komunikasi di Lingkar Istana
Pada Januari 2016, Presiden Joko Widodo menunjuk Johan sebagai Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi.
Ia bertugas menyampaikan kebijakan pemerintah kepada publik dan membangun narasi yang selaras dengan program kerja Kabinet Kerja.
Setelah hampir tiga tahun bertugas, Johan mengundurkan diri pada 2018 untuk mengikuti kontestasi pemilihan legislatif.
“Mohon maaf jika selama saya bertugas ada salah kata dan tindakan. Terima kasih atas kerja samanya,” ujarnya dalam pesan perpisahan.
4. Terjun ke Dunia Politik Lewat PDI Perjuangan
Pada 17 Juli 2018, Johan resmi bergabung dengan PDI Perjuangan.
Ia mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI dari daerah pemilihan Jawa Timur VII dan berhasil terpilih dengan perolehan 76.395 suara dalam Pemilu 2019.
Menariknya, Johan memilih menjalankan kampanye politik yang bersih dari praktik politik uang.
“Saya tidak mau orang datang karena uang transport. Kalau mau datang ya silakan, kalau tidak pun tak apa-apa,” tegasnya.
Ia memanfaatkan bantuan alat peraga dari Tim Kampanye Nasional Jokowi–Ma’ruf dan DPP PDI-P.
Dana kampanye pun difokuskan pada logistik dasar seperti transportasi dan penginapan.
5. Amanah Baru: Komisaris Transjakarta
Pada Agustus 2025, Johan kembali dipercaya mengemban tanggung jawab publik.
Kali ini, ia ditunjuk sebagai Komisaris PT Transportasi Jakarta (Transjakarta), bersama Zudan Arif Fakrulloh dan Muhammad Ainul Yakin.
Penunjukan ini bertepatan dengan berakhirnya masa tugas dua komisaris sebelumnya: Mashuri Masyhuda dan Bambang Eko Martono.
Pihak manajemen Transjakarta menyambut penunjukan ini dengan optimisme.
“Selamat mengemban amanah baru.
Terus hadirkan perubahan nyata demi transportasi publik yang lebih modern, aman, dan terjangkau. Bersama membangun Transjakarta semakin inklusif menuju Jakarta kota global,” tulis mereka dalam pernyataan resmi.
>>>Update berita terkini di Googlenews