Pojok Kabar

Aktual Terupdate

News

Orang Tenang di Tengah Kekacauan: 8 Ciri Kepribadian Ini Mereka Miliki



– Memiliki sikap tenang apalagi dalam keadaan darurat adalah suatu hal yang paling menantang, dan ilmu inilah yang penting untuk dipelajari oleh manusia agar mampu menangani masalah dengan bijaksana.

Apabila kita tidak belajar bersikap tenang dalam keadaan darurat, banyak dampak negatif yang bisa terjadi. Contohnya bisa salah dalam mengambil keputusan, merasa cemas atau stres terus-menerus, atau renggangnya hubungan dengan orang lain.

Dilansir dari laman Global English Editing pada Kamis (10/07) orang yang selalu merasa tenang dalam keadaan darurat, kerap memiliki 8 tanda kepribadian ini :


1. Mereka memiliki rasa kendali pribadi yang mendalam

Orang-orang yang tetap tenang dalam keadaan darurat memiliki satu keyakinan mendasar yang sama, mereka dapat memengaruhi hasil dari apa yang terjadi di sekitar mereka.

Ini bukan tentang menjadi terlalu percaya diri atau berpikir bahwa mereka tak terkalahkan. Sebuah studi terhadap 214 penyintas bencana menemukan bahwa orang-orang yang percaya bahwa mereka dapat mengelola krisis saat terjadi bencana, melaporkan gejala stres pascatrauma yang jauh lebih sedikit.

Mereka berfokus pada apa yang dapat mereka lakukan daripada apa yang tidak dapat mereka kendalikan.


2. Mereka berlatih regulasi emosi secara teratur

Orang-orang yang paling tenang dalam keadaan darurat tidak tiba-tiba mencapai ketenangan itu, mereka telah membangunnya melalui latihan sehari-hari. Mereka telah mengembangkan kebiasaan yang melatih sistem saraf agar tetap seimbang di bawah tekanan.

Baik melalui meditasi, latihan pernapasan dalam, atau sekadar berhenti sejenak sebelum bereaksi terhadap stres sehari-hari, mereka telah menciptakan jalur saraf yang membantunya di saat-saat paling dibutuhkan.

Para peneliti menemukan bahwa latihan mindfulness secara teratur mengubah susunan saraf otak, meredam alarm amigdala, dan meningkatkan kontrol prefrontal—sehingga responden pertama dapat berpikir jernih dan tetap tenang di saat-saat penuh tekanan.

Ini bukan tentang menekan emosi atau berpura-pura semuanya baik-baik saja. Tapi sebaliknya, mereka telah belajar untuk mengakui apa yang mereka rasakan tanpa merasa kewalahan.


3. Mereka menunjukkan ketahanan psikologis

Beberapa orang tampaknya memiliki mental sekuat baja yang membuatnya tetap teguh ketika hidup mengalami gejolak. Kualitas ini dikenal sebagai ketahanan psikologis, muncul sebagai kombinasi komitmen, kendali, dan pencarian tantangan.

Individu tangguh memandang situasi sulit sebagai peluang untuk berkembang, alih-alih ancaman yang harus dihindari. Mereka tetap berkomitmen pada nilai-nilai dan tujuannya bahkan ketika situasi berubah.

Para peneliti menemukan bahwa relawan Palang Merah Italia yang memiliki skor ketahanan tinggi tetap lebih tenang di bawah tekanan darurat dan menunjukkan tingkat kelelahan yang jauh lebih rendah daripada rekan-rekan mereka.

Ketahanan ini bukanlah sesuatu yang kamu miliki sejak lahir, tapi ketahanan ini berkembang melalui menghadapi tantangan secara langsung dan belajar bahwa kamu dapat menangani lebih dari yang diperkirakan sebelumnya.


4. Mereka mempertahankan kesadaran akan momen saat ini

Ketika kekacauan meletus, orang-orang yang tenang memiliki kemampuan luar biasa untuk tetap berlabuh di masa kini. Alih-alih tersesat dalam skenario terburuk atau mengulang kesalahan yang pernah terjadi, mereka memfokuskan perhatian pada apa yang terjadi saat ini.


5. Mereka mengutamakan adaptasi daripada perencanaan yang kaku

Orang yang paling tenang dalam keadaan darurat memahami bahwa rencana adalah titik awal yang bermanfaat, bukan aturan yang sakral. Ketika pendekatan awal  tidak berhasil, mereka akan beradaptasi tanpa terjebak dalam frustrasi tentang bagaimana segala sesuatunya “seharusnya” berjalan.

Ini bisa menjadi lebih leluasa dan mudah dalam menerima setiap perubahan yang tidak dapat diprediksi.


6. Mereka memiliki naluri kepemimpinan alami

Orang yang tetap tenang dalam krisis sering kali mendapati diri mereka secara alami membimbing orang lain, bahkan ketika belum secara resmi ditunjuk sebagai pemimpin.

Hal ini terjadi karena energi mereka yang tenang menjadi kekuatan stabil yang disukai orang lain. Mereka tidak perlu meneriakkan perintah atau mengambil alih secara agresif, tapi kehadiran mereka yang stabil saja membantu mengurangi kepanikan orang sekitar.

Orang-orang ini memahami bahwa kepemimpinan dalam keadaan darurat bukanlah tentang otoritas, melainkan tentang memberikan arahan yang jelas ketika semua orang merasa kehilangan arah.


7. Mereka menjaga kesiapan fisik dan mental

Di balik setiap respons darurat yang tenang terdapat fondasi persiapan yang konsisten yang tidak disadari kebanyakan orang. Orang-orang ini tidak hanya berharap dapat menangani krisis dengan baik, tapi secara aktif membangun keterampilan dan pengetahuan.

Ini bisa berarti mempelajari pertolongan pertama, memahami prosedur darurat dasar, atau sekadar menjaga kebugaran fisik agar cukup untuk menangani situasi yang menuntut.

Mereka juga mempersiapkan diri secara mental dengan memikirkan berbagai skenario potensial tanpa terobsesi dengannya. Persiapan ini menciptakan rasa siap yang diterjemahkan menjadi kepercayaan diri ketika keadaan darurat yang sebenarnya muncul.

Mereka tidak sepenuhnya lengah karena telah mempertimbangkan berbagai kemungkinan dan respons. Ketenangan mereka sebagian berasal dari pengetahuan bahwa mereka memiliki alat dan pengetahuan untuk dimanfaatkan, alih-alih merasa tidak berdaya dalam menghadapi krisis.


8. Mereka memupuk empati yang mendalam tanpa diliputi emosi yang meluap-luap

Orang-orang yang paling tenang dalam keadaan darurat memadukan kepedulian yang tulus kepada orang lain dengan kemampuan untuk mempertahankan batasan emosional.

Mereka dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain yang terluka atau takut tanpa harus menyerap kepanikan atau tekanan yang dialami orang tersebut.

Empati ini justru meningkatkan efektivitas mereka karena dapat menilai secara akurat apa yang dibutuhkan orang lain tanpa diliputi oleh emosi yang meluap-luap.

Mereka memahami bahwa tetap tenang bukanlah hal yang egois, tapi sering kali justru merupakan hal paling bermanfaat yang dapat mereka lakukan untuk semua orang yang terlibat.

Dikutip dari laman Psikologi UMA pada Kamis (10/07) agar kita bisa menghadapi masalah dengan tenang adalah berpikir positif, jangan focus pada masalahnya, serta mengambil Tindakan dengan bijaksana.

Meskipun triknya ini terlihat sederhana, tapi perlu dipahami dan dipelajari secara perlahan dan jangan pernah untuk menyerah sehingga ego mengalahkan kita.

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *