Pojok Kabar

Aktual Terupdate

News

Misteri Kematian Diplomat Muda: Kriminolog UI Percaya Arya Daru Putuskan Akhir Hidup



– Kriminolog Universitas Indonesia (UI), Adrianus Meliala, memberikan analisisnya soal penyebab kematian diplomat Kementerian Luar Negeri, Arya Daru Pangayunan.

Sebelumnya, Arya ditemukan tewas kepala terlilit lakban di dalam kamar kosnya di Jalan Gondangdia Kecil Nomor 22 Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025), pada Selasa 8 Juli 2025, sekira pukul 08.30 WIB.

Adrianus hingga sampai detik ini, meyakini Arya tewas karena mengakhiri hidupnya.

Penilaian itu berdasarkan sejumlah bukti di lapangan.

Mulai tidak ditemukannya tanda-tanda kekerasan di tubuh korban.

Kondisi kost Arya juga tak menunjukkan ada pihak lain yang memaksa masuk ke dalam.

“Kalau dari analisis terhadap lingkungan dari almarhum, saya lebih meyakini ini adalah satu tindakan bunuh diri, mengingat tidak ada pihak lain masuk atau keluar pada saat-saat yang bersangkutan meninggal,” urainya dikutip dari kanal YouTube

KOMPASTV

, Kamis (10/7/2025).

Meskipun demikian, masih ada beberapa petunjuk yang bisa terus didalami polisi.

Utamanya terkait kandungan makanan yang disantap Arya beberapa saat sebelum ditemukan tewas.

“Perlu pemeriksaan forensik dan toksikologi forensik. Saya kira dua pemeriksaan itu bisa bicara banyak tentang penyebab kematian dari almarhum,” tambahnya.

Diduga lilit lakban sendiri

Adrianus dalam kesempatannya juga menduga, Arya lah yang melilitkan lakban ke kepalanya sendiri.

Ia mendapatkan informasi dari media, hanya sidik jari korban yang tertinggal di lakban.

“Artinya bisa diduga almarhum yang melakban diri sendiri,” katanya.

Adrianus menduga, penggunaan lakban untuk menghalangi jalan napas.

“Hingga kemudian yang bersangkutan kehabisan napas. Pada saat yang bersamaan bersangkutan kemungkinan mengonsumsi obat tidur.”

“Sehingga dia tidur lalu kemudian pada lain kemudian sesak napas lalu meninggal,” urai Adrianus.

Biasanya Ada gejala

Menurut Adrianus, orang yang akan mengakhiri hidupnya biasanya menampakan sejumlah gejala.

Mereka akan memberikan pesan-pesan terakhir hingga melakukan hal tak biasa.

“Umumnya memang orang-orang yang bunuh diri menampilkan gejala, apakah dari perkataannya, dari perilakunya yang aneh, atau juga indikasi-indikasi misalnya memberikan satu surat yang kok isinya aneh,” katanya, dikutip dari kanal YouTube BeritaSatu.

Gejala lain, lanjut Adrianus, bisa berupa gejala yang memperlihatkan korban sedang stres atau linglung.

Terkait hal ini, Adrianus menilai, perlu dilakukan wawancara mendalam kepada orang-orang terdekat Arya Daru.

Langkah tersebut, bisa mengungkap apakah Arya Daru menunjukkan gejala-gejala hendak mengakhiri hidup.

Meskipun demikian, Adrianus menggarisbawahi, tidak semua kasus mengakhiri hidup menampakkan gejala sebelum kejadian,.

“Kalau misalnya tidak ada sekali, ini juga bukan suatu hal yang luar biasa. Karena ada saja kasus bunuh diri dilakukan tanpa ada satu indikasi sama sekali, tanpa ada satu sebab,” tandasnya.

Kejanggalan Tewasnya Arya Daru

Kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Arya Daru Pangayunan terdapat kejanggalan.

Lalu, apa saja kejanggalan yang ditemukan terkait penemuan jasad Arya Daru? Berikut rangkumannya.


Kepala Terlilit Lakban

Menurut pengakuan kerabat korban, Iyarman Waruwu, Arya pertama kali ditemukan dalam kondisi terlentang di kasur dengan kepala tertutup lakban berwarna kuning.

“Korban ditemukan dengan posisi di atas tempat tidur dengan kondisi kepala tertutup lakban warna kuning. Korban tertutup selimut warna biru dongker,” katanya.


Ditemukan Terkunci dari Dalam Kamar

Kapolsek Metro Menteng, Kompol Reza Rahandhi, mengungkapkan awal mula ditemukannya jasad Arya ketika sang istri menyatakan suaminya tidak bisa dihubungi.

Lalu, istri Arya pun meminta tolong kepada penjaga indekos untuk mengecek keberadaan suaminya tersebut.

Namun, ketika diketuk pintu kamarnya, tidak ada jawaban dari Arya. Akhirnya, pintu tersebut pun didobrak.

Ternyata, pintu kamar Arya dalam kondisi terkunci dari dalam setelah berhasil didobrak.

“Setelah dicek dan diketuk tidak dibuka, akhirnya kamar dibuka paksa. Di dalam ditemukan korban dalam kondisi sudah meninggal,” jelas Rezha.


Tak Ditemukan Tanda Kekerasan

Rezha juga mengatakan, tidak ditemukan tanda kekerasan di tubuh Arya ketika pertama kali ditemukan.

Meski begitu, dia mengungkapkan pihaknya belum bisa menyimpulkan penyebab kematian Arya.

“Belum dipastikan (pembunuhan), saya juga tidak bisa bilang bukan. Kami masih selidiki,” ujar Rezha.


Sita dan Selidiki CCTV

Deretan kejanggalan yang ditemukan dalam tewasnya Arya ini, membuat polisi melakukan penyitaan dan penyelidikan terkait kamera CCTV di sekitar lokasi.

Polisi juga menyita perangkat lain seperti memory card dan sistem Articoder guna menelusuri aktivitas terakhir korban di lokasi.

“Kerabatnya sudah ada di sini, istrinya masih perjalanan. Mungkin masih di pesawat,” ucap Rezha.


DISCLAIMER:


Berita atau artikel ini tidak bertujuan menginspirasi tindakan mengakhiri hidup.


Pembaca yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan mengakhiri hidup, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa.


Berbagai saluran telah tersedia bagi pembaca untuk menghindari tindakan tersebut.


Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.


Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau layanan konseling, pembaca bisa menghubungi Nomor darurat 119.


Kementerian Kesehatan RI juga telah menyiagakan lima RS Jiwa rujukan yang telah dilengkapi dengan layanan telepon konseling kesehatan jiwa:


RSJ Amino Gondohutomo Semarang | (024) 6722565


RSJ Marzoeki Mahdi Bogor | (0251) 8324024, 8324025, 8320467


RSJ Soeharto Heerdjan Jakarta | (021) 5682841


RSJ Prof Dr Soerojo Magelang | (0293) 363601


RSJ Radjiman Wediodiningrat Malang | (0341) 423444



(/Endra/Yohanes Liestyo Poerwoto)

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *